Si Tinus

Leave a Comment
ini tulisan pertama saya, sejenis enggak ceto memang :)
mari disimak :

Alkisah,terdapat anak di salah satu SMA di Yogyakarta yang bisa dibilang biasa-biasa aja,anak itu bernama Tinus. Diceritakan disini Tinus amat mancintai wanita yang ia idam-idamkan,wanita itu bernama Uzy. Uzy seorang wanita berbakat,ia termasuk keturunan orang tajir,ia juga baik hati. Bak orang yang buta akan cinta,Tinus tetap mengejar Uzy walaupun cintanya di tolak mentah-mentah. Berbagai cara Tinus lakukan agar Uzy dapat membuka hatinya untuknya,salah satunya dengan selalu memberi hadiah untuk Uzy
Dua hari lagi adalah hari ulang tahun Uzy, Malam itu Tinus secara otomatis ingin memberikan hadiah spesial untuk Uzy,sang belahan jiwanya. Tinus pun harus memecah tabungan ayamnya dan meminjam uang dari sahabatnya Sabil. Setelah terkumpul beberepaa duit,Tinus dan Sabil pun berencana membeli hadiah untuk Uzy. Esoknya Tinus dan Sabil pergi ke mall untuk membeli hadiah.
“Bil,enaknya aku beliin apa ya buat Uzy? hehehe”, tanya Tinus.
“Gimana kalo kita beli jam weker yang bagus?”,jawab Sabil.
“Heem,okelah,jam weker juga bagus kok,tapi kita belinya dimana?”, tanya Tinus lagi.
“aku tau,aku ada toko langganan kok.”, jawab Sabil.
“oke,ayo kesana”, timpal Tinus
Akhirnya Tinus dan Sabil pun pergi menuju toko langganan Sabil. Di jalan menuju toko itu,Tinus berpikir apa duitnya cukup? Sesampainya di toko itu,mereka langsung melihat-lihat jam weker yang paling bagus dan awet.
“Nus,Nus,ini ada jam weker yang bagus”, Sabil memberitahu.
“mana?”, tanya Tinus.
“ini”, Sabil menunjukkan sebuah jam weker berwarna hijau.
“wah,itu kurang nice,belum ada feelnya.. hahaha”, kata Tinus.
“nah,nek ini gimana? Dari segi manapun,dilihat-lihat bagus.”, tiba-tiba Tinus menunjuk pada sebuah jam weker.
“iya,bagus juga”, timpal Sabil.
“yok,aku belI yang ini.”,kata Tinus
“oke,ayo kita bayar”, kata Sabil
Namun Tinus tak melihat berapa harga jam weker itu. Setelah membeli,Tinus terkejut karena harganya terlampau tinggi. Mau tak mau ia harus meninggalkan baju kesayangannya untuk menambah kekurangan harganya. Tinus pun pulang tak memakai baju,ia pun berjalan di mall tanpa memakai baju dan sungguh amat malu ia dilihat orang-orang yang ada di mall itu,tapi demi Uzy,apapun ia lakukan.
Sesampainya di rumah, Tinus di marahi oleh orang tuanya karena pulang-pulang tidak memakai baju.
“le,bajumu kemana?”, tanya ibu Tinus.
“emm,itu ma,, emm,, emm,, Tinus gadaiin buat beli jam weker ini.”,jawab Tinus jujur.
“APA?! KAMU TAU ENGGAK? ITU BAJU HARGANYA MAHAL! MAMA BELI DARI LIUAR NEGERI! MALAH KAMU GADAIIN BUAT BELI JAM WEKER KAYAK GINI!”, ibu Tinus marah-marah sejadinya.
“maaf ma.”, jawab Tinus dengan muka tertunduk
“itu jam buat sapa?”,tanya Ibu Tinus masih dengan nada tinggi
“bu.. Bu.. Buat Uzy ma,besok dia ulang tahun.”, jawab Tinus dengan terbata-bata.
“wolha dasar anak tak tau di untung! Cuma buat wanita kayak gitu aja sampai segininya!”, ibu Tinus semakin marah.
Malam itu,Tinus di marahi habis-habisan oleh ibunya. Esoknya,ia ingin memberikan jam weker itu pada Uzy,tapi karena ia tak cukup berani ia menitipkan jam weker itu kepada Sabil,sahabatnya sekaligus teman kelas Uzy. Jam weker itu sudah Tinus bungkus dengan amat rapi. Tapi Tinus tak tahu apakah jam itu di terima Uzy atau tidak.
Esoknya,pada saat Tinus dan Sabil jalan-jalan di mall,Sabil melihat dari jauh kehadiran sosok Uzy.
“eh Nus,aku kesana bentar ya”, kata Sabil sambil menunjuk ke arah Uzy, tapi Tinus tak melihat,maklum ia punya masalah dengan matanya.
Sabil pun berjalan ke arah Uzy.
“halo Uzy,met ultah ya.”, sapa Sabil.
“oh Sabil. Iya, makasih ya”, timpal Uzy dengan senang
“oh iya,aku punya sesuatu untukmu.”,kata Sabil sambil merogoh isi tasnya.
“ini”, Sabil menunjukkan sebuah kado gerenuk kotak.
“apa itu Bil?”, tanya Uzy keheranan dan senang.
“buka aja. hehehehe”, tawa Sabil.
Uzy pun membuka kado itu,spontan ia kegirangan dan memeluk Sabil. Pada ssat itu,Tinus datang dan melihat kejadian itu. Tinus pun sakit hati.
“heh,ngapain kamu meluk Uzy?”, tanya Tinus ke Sabil.
“bu.. Bu.. Bukan kayak gitu Nus.”, Sabil mati gaya.
“ngapain kamu?”, sewot Uzy.
“eh,itu jam weker dariku lo. Hehehe. Bagus to?”, kata Tinus sambil menunjuk jam weker yang di pegang Uzy.
“weh,darimu to ini?”, tanya Uzy sambil melihat jam itu.
“iya.”, jawab Uzy dengan senyum.
Seketika itu juga Uzy membanting jam weker itu ke lantai.
“aku kira ini dari Sabil,ternyata dari kamu,tak sudi aku menerimanya.”,kata Uzy dengan nada marah.
Tinus sedih melihat kejadian itu,ia menangis sambil meratapi jam weker itu.
“kenapa kamu banting jam ini? Ini aku beli dengan susah payah,aku sampai ninggalin bajuku demi jam ini dan demimu Zy”, kata Tinus sambil menangis.
“apa tak pikir? Tetap tak sudi aku menerimanya.”,kata Uzy sambil menendang jam itu jauh-jauh.
“Zy,aku cinta sama kamu,tapi kenapa kamu melakukan ini padaku? Aku sangat mencintaimu,bukalah hatimu sedikit untukku.”,kata Tinus.
“aku sama sekali tak punya rasa sama kamu,aku udah muak lihat mukamu!”, kata Uzy sambil menampar Tinus.
“aku cinta sama Sabil,kamu tau gak?”,lanjut Uzy.
“HAH?”, Tinus kaget setengah mati.
“kamu cinta sama aku Zy?”, tanya Sabil.
“iya”, jawab Uzy sambil tersipu malu.
“aku juga cinta kamu,kamu mau gag jadi pacarku?’, Sabil menembak Uzy di depan muka Tinus.
“iya,aku mau Bil.”, jawab Uzy dengan senang.
“ayo nonton Zy,aku punya dua tiket nih,mumping filmnya bagus”, ajak Sabil.
“oke,ayo”, jawab Uzy dengan senang hati.
Akhirnya Uzy dan Sabil pergi ke bioskop meninggalkan Tinus sendiri yang sedang menangis dan meratapi jam weker yang sudah susah payah ia beli. perlu di ketahui,tiket yang di bawa Sabil adalah tiket yang Tinus beli untuk menonton dengan Sabil.
Tinus menangis sedih di situ,mukanya sudah di tampar,sekarang hatinya yang di tampar oleh wanita pujaanya dan sahabatnya sendiri.
“UZY!! Kenapa kamu menyakitiku seperti ini?”, teriak Tinus ke arah Uzy dan Sabil yang sudah pergi
“SABIL!! KAMU HANCURKAN PERSAHABATAN KITA! MATI AJA KAMU!”,lanjut Tinus.
Di situ ia menangis,mengucurkan air matanya sebanyak-banyaknya,tak peduli ia sedang dimana,ia menangis. Lalu ia pun mengambil jam weker itu,membawanya pulang. Hatinya hancur seperti bentuk jam weker itu. Suara jam weker itu Terdegar sedih dan kecil di telinganya,padahal dahulu waktu ia beli,suara jam itu amat merdu. Tinus tak tahu harus berbuat apa,ia hancur,tak berbentuk,tak punya semangat hidup lagi. Ia pulang sambil menggemgam jam itu erat-erat di hatinya. Ia ingin terbangun dari mimpi buruk ini,dan berharap semua kejadian hari ini hanya mimpi,berharap ia bangun di pagi yang cerah,dan di sampingnya ada sesosok wanita yang ia idam-idamkan,Uzy. Tapi ia tahu,itu Kenyataan,Kenyataan yang harus ia terima dan ia lampaui. Hanya jam weker itu yang ia punya,ia ingin menyimpan jam weker itu walau jam weker itu telah memberikan kenangan yang menyakitkan hatinya,namun baginya,jam itu amat berarti baginya.
Saat dalam perjalanan pulang,Tinus tahu bahwa sebenarnya itu yang membuat Uzy bahagia,Uzy bahagia dengan Sabil. Hatinya harus dapat menerima ini. Ia sadar ia ingin Uzy bahagia walaupun ia sedih,hatinya hancur. Tiba-tiba dari arah depan datang mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak Tinus,karena ia tak bias menghindar,akhirnya ia terjatuh,banyak darah keluar dari kepalanya,ia brisker,mungkin ia tak dapat hidup lagi,ia membuka matanya,tapi yang ia lihat hanya banyangan orang yang mengerumuninya dan tiba-tiba keadaan menjadi gelap dan tak Terdengar suara riuh-riuh di sekitarnya.
“Uzy,semoga kamu bahagia dengan Sabil. Sabil,persahabatan kita tak kan putus gara-gara ini dan tolong jaga Uzy,jangan kecewakan dia”, kata Tinus dalam hati.
Tinus pun meninggal di situ dengan senyum di mukanya dan menggenggam erat jam weker itu. Ia ingin jam weker itu pergi bersamanya,pergi menggalkan dunia yang fana.
Di saat yang sama di tempat lain,Uzy merasa sedih,merasa ada yang hilang dari hatinya,tapi ia tak tahu itu apa dan akhirnya Uzy meneteskan air matanya.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments: