Jam 13.00 wib,
akhirnya responsi juga. Seperti biasanya, bila hendak response atau
ujian-ujian, terdengar banyak sekali nyanyian-nyanyian mengenai
materi yang akan di ujikan, seperti naynyian burung di pagi hari,
sahut menyahut menjadi satu. Banyak mahasiswa duduk bergerombol di
luar kelas yang akan dipakai untuk ujian. Mereka bernyanyi dengan
riangnya, sekeras mungkin malah, agar nyanyiannya di dengar.
Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang rajin dan pintar, atau
mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai bagus, atau mahasiswa yang
hanya ingin disebut bahwa dia pintar, atau mahasiswa apalah itu, tak
tahu lah saya maksud dari itu semua, semuanya Nampak hanya memakai
topeng berwarna-warni. Ah, hal ini sepertinya sudah menjadi budaya di
daerahku, atau mungkin sudah sampai batasan Negara? Hal ini sudah
berlangsung sangat lama, mulai dari zaman saya memakai baju putih
merah hingga menjadi seorang mahasiswa, kelakuan ini tak ada yang
berubah sama sekali dan itu turun menurun. Mungkin hal ini sudah
mendarah daging di daerahku.
![]() |
seperti ini suasananya |
Ada
juga sih, mahasiswa yang nyanyiannya berbeda dari kelompok mayoritas
tersebut. Mahasiswa yang bernyanyi tentang kegundahannya akan materi
yang belum ia kuasai, nyanyian mahasiswa yang seperti tertawa lepas
dan justru bernyanyi tentang masalah lain, bukan tentang materi yang
akan diujikan. Biasanya, jenis mahasiswa seperti ini adalah mahasiswa
yang, maaf bila bahasa yang saya pakai kasar, prek-prekan
dengan kuliah, atau bila dikatakan dengan bahasa lembut, ‘belum
sadar’. Mereka hanya tersenyum dan tertawa lepas, seperti taka da
beban. Mungkin bagi mereka, hari ini sama dengan hari-hari lainnya,
taka da yang berbeda.
![]() |
belajar dengan rajin |
Beh,
yah,
kalau memang mereka ini, para mahasiswa yang gemar bernyanyi sebelum
kuliah, beralasan mereka melakukan hal seperti itu untuk belajar dan
berdiskusi , ya
monggo
belajar saja, saya juga tak menyebut itu salah, justru bagus kok.
Mungkin bisa lebih diperbaiki lagi saja, bahwasannya benar apa kata
orang tua, lebih baik kita mempersiapkan semuanya jauh sebelum hari
itu datang. Jadi lebih baik belajar itu jauh sebelum hari ujian, agar
nantinya kita siap lahir dan batin sebelum ujian. Jadi esok hari
sebelum ujian kita sudah siap, dan 1 atau 2 jam sebelum ujian,
janganlah kita pakai waktu itu untuk belajar, lebih baik kita pakai
untuk melakukan sesuatu yang dapat merilekskan badan kita. Bukannya
kalau belajar mepet-mepet
itu, materi yang masuk ke kepala itu sedikit ya?
![]() |
mahasiswa santai |
Oke, kalian, para
mahasiswa penyanyi itu beralasan, kita tidak punya waktu untuk
belajar, karena ada tugas yang menumpuk, laporan praktikum yang
banyak, kegiatan kampus, acara ini, atau acara itulah, aqtau apalah
itu. Hal-hal yang kalian sebutkan tak bisa dijadikan alasan untuk
belajar. Toh,
dulu para pendiri bangsa ini tetap bisa belajar di bawah dentuman
meriam, desingan peluru, dan bom-bom yang berjatuhan. Semangat mereka
untuk belajar tak pernah luntur walau terus ditekan hingga Negara ini
merdeka. Kalau hanya alasan yang seperti itu, namanya mah, omong
kosong juga. Semua itu sumbernya hanya satu kata, yaitu MALAS! Yak,
benar, malas, ini adalah penyakit turun temurun sejak zaman nenek
moyang dulu, dan sebuah penyakit yang sudah akrab dengan masyarakat
di daerah saya, atau Negara saya, mungkin. Oke, karena kesibukan
kalian sebagai mahasiswa, kalian melupakan apa itu belajar, atau
lebih tepatnya malas untuk belajar. Oke, karena kesibukan kalian
sebagai mahasiswa, kalian melupakan apa itu belajar.
Ada sebuah solusi
sebenarnya atas semua masalah-masalah diatas, yaitu meng-handle
waktu
kita. Ada seorang dosen berkata bagus bila anda aktif di organisasi,
tapi jangan lupakan tugas utama kalian sebagai mahasiswa, karena itu
anda harus mempunyai waktu untuk dirimu sendiri. Mungkin itu cara
ekstrem, jadi oke kita aktif di kegiatan kampus, tapi kita harus tahu
kapan kita berhenti dan memulai sebuah waktu untuk diri kita sendiri.
Atau bisa, kita harus berkorban, kita hentikan atau tak kita ikuti
salah satu kegiatan dan waktu yang ada kita gunakan untuk belajar.
Kalau mau juga, kita bisa belajar setelah semua kegiatan yang kita
lalui selesai. Yah, papun itu caranya, sebagai seorang mahasiswa kita
harus bisa meng-handle
waktu
agar kita bisa belajar dan siap jauh sebelum hari ujian itu dating
dan menghentikan nyanyian materi itu. Semua pilihan ada konsekuensi,
dan kita sebagai seorang manusia harus siap dan menghadapi
konsekuensi tersebut.
![]() |
suasana kelas |
Tulisan ini saya
buat bukan hanya untuk mengingatkan anda-anda yang membaca, tapi juga
untuk mengingatkan saya. Marilah kita bersama-sama merubah dan
mengambil jalan terbaik untuk setiap langkah kaki kita.
Lantai 3, 10 menit
sebelum responsi, 24 Mei 2013
Cipta Swastika
0 comments:
Post a Comment