si kupu-kupu dan laba-laba

Leave a Comment

Rumahku mempunyai sebuah taman yang luas dan indah,di taman itu terdapat banyak bunga dan pohon serta rumput yang hijau dan tertata rapi sehingga nikmat bila dipandang. Di taman inilah aku selalu merenung, berfikir, introspeksi diri,dan juga menangis. Pernah suatu hari,aku ada masalah yang rumit dan membuatku jatuh, seperti biasanya aku ke taman itu,aku menangis sejadi-jadinya,ku keluarkan semua air mata yang hendak keluar ini. Di saat air mata ini sudah tak mau keluar lagi dan fikiranku sudah jernih,kuamati sekelilingku, kutemui hewan kecil,berbulu,dan merayap. Ku dekati dan kulihat dengan seksama dan kuketahui itu pastilah ulat. Ulat tersebut sedang merayap di salah satu dahan pohon mangga yang masih kecil,kuamati,lama aku termangu disitu.

Si ulat merayap dengan pelan di dahan pohon mangga,naik terus untuk mendapatkan daun yang enak untuk dimakan. Berusaha terus ia merayap hingga akhirnya ia mencapai daun itu dan mulai makan dengan lahapnya hingga daun itu habis dan ia berpindah daun,memakannya dan begitu seterusnya hingga ia kenyang. Ku amati kelakuan si ulat dengan penuh pesona. Saat ia lahap memakan daun,aku mulai bercerita apa yang terjadi padaku,dan begitulah seterusnya

Hari terus berlalu,ku temukan teman untuk berbagi cerita apa saja yang kualami. Ku amati,si ulat sudah menjadi gemuk dan mungkin sbentar lagi ia menjadi kepompong,nafsu makan si ulat juga makan bertambah hingga daun di pohon itu hampir habis dimakannya. Waktu terus berlalu,akhirnya si ulat berubah menjadi kepompong. Kepompong itu menggelayut di salah satu dahan, berwarna putih dan besar. Setiap sore aku ke taman hanya untuk melihat keadaan si ulat dan merawatnya. Di dalam kepompong,si ulat sudah berubah menjadi kupu-kupu dan sudah mulai bosen berada di dalam kepompong dan sudah tidak sabar untuk memperlihatkan dirinya yang baru kepada dunia dan akhirnya si ulat sudah keluar dan menjadi kupu-kupu yang indah,ia terbang dengan anggunnya di udara yang hangat ini,sekarang si ulat kuganti namanya menjadi si kupu-kupu. Pada saat ke taman,aku melihat kupu-kupu itu,aku terpesona di buatnya, setiap melihatnya sungguh aku terpesona dengan keindahannya,lama aku memandangi si kupu-kupu,hingga akhirnya dia hinggap di salah satu bunga mawar,ku hampiri dia,tetap aku takjub pada keindahannya. Tak bosan aku melihatnya, ada sesuatu yang membuatnya menarik. Si kupu-kupu terbang indah,hingga di berbagai bunga untuk menghisap sari bunga itu sekaligus menebarkan pesonanya kepada seluruh penghuni taman. Banyak hewan terpesona dengan si kupu-kupu dan berusaha untuk mendapatkannya, namaun sepertinya si kupu-kupu tak tertarik dengan mereka.

Suatu hari,saat si kupu-kupu terbang, ia melihat ada sebuah jaring besar sekali diantara dua pohon yang berdekatan
“ini apa? Punya siapa?”, batin si kupu-kupu. Ia berputar untuk mengetahui apa itu dan mencoba memegangnya,saat ia pegang terasa lengket sekali dan sulit melepaskannya, ia meronta dengan hebat. Di saat itulah keluar sang pemilik jaring itu,seekor laba-laba besar,berbulu,dan berwarna coklat keemasan datang dengan tergesa-gesa untuk mengetahui makhluk apa yang akan menjadi makan malamnya. Namun setelah si laba-laba mengetahui apa yang ada di depan matanya,terpesonalah si laba-laba itu
“sungguh anggun dan indah makhluk itu.’,batin si laba-laba. Secepatnya si laba-laba menghampiri sang kupu-kupu dan berusaha untuk melepaskan si kupu-kupu,si laba-laba menggigit jaringnya sendiri hingga si kupu-kupu dapat lepas
“hai engkau,makhluk yang indah,siapa gerangan engkau?”, tanya  si laba-laba.
“aku kupu-kupu,darimana engkau datang?”.
“aku dari luar tembok itu,alangkah eloknya engkau,bolehkah aku mengenalmu? Aku laba-laba”.
.“hmm,boleh-boleh saja”.
“oya,maukah engkau esok sore pergi bersamaku melihat mentari turun ke peraduannya? Ketemui engkau di pohon mangga itu”.
“boleh-boleh saja”.
Setelah pertemuan pertama itu,si laba-laba ingin memiliki si kupu-kupu,enggan ia memakan si kupu-kupu untuk saat ini.
Pada saat perjalanan pulang, muka si kupu-kupu merah padam,ia kagum akan ke elokkan si laba-laba. Seperti biasa aku sore itu aku menanti si kupu-kupu untuk bermain bersamanya. Saat si kupu-kupu datang,langsung ia menceritakan padaku apa yang terjadi tadi
“aku bertemu dengan hewan yang menarik perhatianku,seekor laba-laba,ia tinggal di pojok sana,diantara pohon itu”.  Si kupu=kupu berkata sambil menunjukkan salah satu sudut yang terlihat suram di selatan sana.“ dan lagi,besok sore ia mengajakku pergi melihat matahari terbenam”. Dengan wajah berseri-seri ia menceritakan kebahagiaannya.
Aku hanya tersenyum mendengar ia berbicara panjang lebar tentang si laba-laba. Hari mulai gelap,aku pamit pulang,untuk kembali ke duniaku,terlelap bersama gelapnya malam.

Hari esok mulai menyingsing,si kupu-kupu tidaj sabar untuk menanti penghujung hari ini. Seharian ia bernyanyi bahagia,semnagat sekali ia hari ini,tanpa tahu apa yang terjadi esok hari. Sore pun tiba,mereka bertemu di tempat yang telah dijanjikan. Mereka menikmati detik demi detik,bercengkrama bersama. Tiba-tiba si laba-laba berkata
“wahai kupu-kupu yang anggun,maungakah engaku hidup bersamaku?”
“tentu aku mau”
“marilah hidup bersamaku,di sarangku.”, dengan senyum yang penuh misteri. Dalam hati, sang laba-laba senang,karena ada makhluk  yang terjerat jaringnya lagi.

Bersamaan dengan datangnya malam,mereka kembali ke sarang laba-laba dengan bahagia. Si kupu-kupu berjanji akan memberikan segalanya bagi sang laba-laba. Malam itu mereka bercengkrama,tertawa,melanjutkan kebahagian tadi sore hingga larut malam, tak mau mereka melawatkan se-detik waktu pun, si kupu-kupu ingin terus berada di samping laba-laba untuk selamanya,dan doa si kupu-kupu akan terkabul esok hari. Di saat itulah,si laba-laba sudah menyiapkan segalanya untuk  esok hari.

Fajar menyingsing di ufuk barat, ku pandangi taman itu sejenak dan kudapati pemandangan ganjil,ku lihat si laba-laba sedang bercengkrama dengan laba-laba betina  dan ku ketahui bahwa laba-laba betina itu adalah pasangannya. Si laba-laba bercerita tentang semua yang ia alami kemarin dan akan menyiapkan makan malam untuk pasangannya tercinta dan nanti siang ia akan membuat jaring di pohon kemarin sore untuk menangkap si kupu-kupu dan memakannya. Secepatnya ku ingin menceritakan apa yang sudah kedengar kepada si kupu-kupu dan kutemui si kupu-kupu di salah satu bunga sedang menghisap sari bunga itu dengan bahagia.

“hai kupu-kupu, aku mendapat berita buruk, ternyata si laba-laba itu picik, tolong jauhi dia selagi masih sempat.”, kataku panjang lebar dan menceritkan apa yang barusan ku dengar.
“itu tak mungkin,si laba-laba tak seperti apa yang kau ceritakan, ia baik hati, ia mencitaiku.”.
“tapi”, sebelum kujelaskan,si kupu-kupu memotong kata-kataku
“sudahlah,aku bahagia bersamanya.”, seraya ia terbang menjauh dariku
Kulihat ia terbang jauh hingga hilang di antara bunga-bunga yang indah.

Akhirnya si kupu-kupu mati terjerat jaring dari laba-laba yang ia cintai dan kasihi. Aku menangis sejadi-jadinya,tapi apa daya,laba-laba sudah pergi,karena sudah mendapatkan apa yang dia mau. Ku berjalan menuju rumah dangan hati remuk,ku mengis sejadi-jadinya bersamaan dengan datangnya malam,malam yang membawa pergi kenangan akan si kupu-kupu.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments: