Gundah Gulana Mengenai Responsi Tata Letak Penanganan Bahan

Leave a Comment

Malam ini, saya belajar mengenai praktikum Tata Letak Penanganan Bahan, karean esoknya ada responsi mengenai materi praktikum tersebut. Jujur saya tak tahu apa yang harus saya pelajari.
Eh, ini responsi, apa sih yang harus dipelajari? Nggak dong nih.
Ya, saya bingung mengenai materi yang harus dipelajari itu apa? Banyak alasan yang memvbuat saya bingung. Pertama, praktikum ini sifatnya kelompok dan objek yang diteliti tiap kelompok berbeda-beda tiap kelompok, ada yang pabrik roti, pabrik bakpia, pabrik yangko, dll. Ke semua objek tersebut memliki karakteristik yang berbeda-beda, stasiun, bahan yang digunakan, produk yang dihasilkan, alat yang digunakan, stasiunnya, luas ruangan, dan masih banyak lagi. Dan di praktikum tata letak penganganan bahan ini, praktikan harus bisa menganalisis dan mengevaluasi objek yang diteliti, mulai dari mengukur lebar gang, luas ruangan, fasilitas pabrik, luas tumpukan bahan, dll. Data yang didapat, nantinya dianalisis dan dievaluasi untuk nantinya dipakai untuk membuat tata letak baru dengan berpusat pada konsep ergonomi, yah, kalau menurut saya konsep yang efisien dan efektif sih. Dan itu dibahas di pembahasan.
Apa yang dibahas pada pembahasan di laporan praktikum itu, tak semuanya melulu teori, harus ada praktisnya atau kenyataannya, karena ini melibatkan objek tersebut. Apakah objek tersebut setuju dengan hasil yang kita buat? Bukan rahasia lagi, teori, kebayakan tak seuai dengan kenyataannya, atau berbenturan. Objek yang diteliti bisa saja menolak dengan alasan memakan biaya yang besar. Kebanyakan teori hanya melihat tentang yang baik saja dan tidak memikirkan apakah itu bisa diterapkan di kenyataan atau tidak, contohnya teori-teori fisika.
Yang kedua, ini pertama kalinya ada responsi di praktilkum ini. sebelum-sebelumnya, diadakan presentasi mengenai hasil yang didapat selama praktikum. Nah, ini yang membuat saya tak punya gambaran mengenai responsi parktikum ini dan membuat saya bingung.
Praktikum itu, mempraktekkan teori yang dipelajari di jam kuliah dan menerapkannya di kenyataan dan melihat apakah teori tersebut bisa diterapkan atau tidak.seperti yang saya katakana diatas, kebanyakan teori itu tidak sesuai bila diterapkan di dunia nyata. Untuk itu, kita harus bisa memilah-milah teori apa saja yang bisa dipakai di suatu masalah di dunia nyata dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari teori-teori yang tersebar di dunia.
Responsi itu ujian untuk mengetahui apakah praktikan sudah memahami mengenai praktikum yang sudah dilakukan atau belum. Dan mengenai ‘memahami’, itu sudah ada di pembahasan. Dalam praktikum ini, objek yang diteliti, sekali lagi nyata, dan hasil yang didapat harus dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak. Dalam artian begini, hasil dari praktikum ini harus bisa melihat dari dua sudut pandang, teori dan praktik atau kenyataan. Hasil harus bisa dipertanggung jawabkan kepada dosen, apakah seusai dengan teori ? Dan harus bisa dipertanggung jawabkan kepada objek, apakah hasil bisa membuat objek lebih maju dan sukses?. Saya tak ingin disebut sebagai tukang teori. O;leh karena itu, hasil yang didapatkan harus bisa merangkaul dua sudut pandang yang berbeda tersebut. Bukan tidak mungkin, dosen setuju, karena teori sudah benar, namun objek menolak karena ini memakan biaya besar dan alasan-alasan lain yang ada di kenyataan. Oleh sebab itu, hasil yang didapat harus diberi penjelasan, mengapa kita memilih hasil ini.
Responsi itu sekali ujian. Kita tahu, bahwa ujian hanya ada dua jawaban, benar atau salah. Nah, ini alasan yang ketiga. Dari penjelasan diatas, hasil yang didapat di praktikum ini harus bisa dipertanggung jawabkan kepada semua pihak. Tentu dalam perjalananya terdapat pro dan kontra, dan kita harus bisa menjelaskan alasan-alasan mengapa kita menghasilkan hasil tersebut. Tak ada yang benar dan salah, semua tergantung susut pandang orang yang melihatnya.
Nah, disini saya yang bingung, pemahaman mengenai suatu praktikum bisa dilihat di pembahasan tiap laporan. Bila pembahasan tiap kelompok berebda-beda dikarenakan objek yang juga berbeda, masak iya soalnya berbeda? Ceneh, asistennya selo banget bikin soal yang banyak terus beda-beda? Kagak kan? Nah kalau itu gak mungkin, masak iya soal responsinya teori semua? Sama aja bohong nih? Kalaupun mau membuat responsi, soal yang cocok itu studi kasus, dan studi kasus itu lebih tepat ‘keluar’ di soal ujian kuliah. Nanti bila seperti itu, hasil yang kita dapat mau diapain? Bagaimana kita bisa menjelaskan kepada orang-orang mengapa kita mebuat hasil seperti ini? apa saja alasannya? Dan hasil tersebut harus bisa dipertanggung jawabkan dan mempertanggung jawabkan dengan cara kita mempresentasikan hasil yang kita buat. Marilah kita kaji ulang apa definisi mengenai praktikum dan responsi. Bila sudah dikaji, apakah responsi sesuai dan bisa diterapkan pada praktikum ini? menurut saya, praktikum ini lebih cocok dengan presentasi sebagai alat apakah kita sudah memahami materi praktikum ini atau belum dengan melihat hasil yang dibuat serta penjelasannya.
Yah, ini hanya pandangan saya, taka da maksud menyerang atau apalah itu. Pembaca boleh setuju atau tidak. Tak ada yang salah atau benar, tergantung kita menyikapinya. Tapi satu yang pasti, mari kita nikmati saja semua ini, tidak usah ngedumel, marah-marah dan lainnya, cukup senyum sajalah, bila semua kita nikmati, akhirnya pasti indah kok, semoga. Hahaha, oke? :)

Atas rumah, 23 Mei 2013

Cipta Swastika
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments: